Bahaya Rokok

1.   NIKOTIN 
Nikotin (C10H14N2) merupakan senyawa organic alkaloid, yang terdiri dari Karbon, Hydrogen, Nitrogen dan  Oksigen. Konsentrasi Nikotin sekitar 5% per 100 gram berat tembakau. Untuk sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg nikotin. Sedangkan tubuh kita ini bisa menyerap 1 mg nikotin untuk satu batang rokok yang dihisap… sedangkan nikotin sebesar 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari bisa membuat seseorang ketagihan.
Menurut Sitepoe (2000), Nikotin bisa terakumulasi di dalam hati, ginjal, lemak dan paru-paru. Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan syaraf, juga dapat menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan. Denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah. Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan merokok. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen otot jantung. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.
Nah, akan kami jelaskan sedikit teori diatas… Jadi Nikotin itu jika masuk dalam tubuh, contohnya lewat rokok, akan mengendap di dalam hati, ginjal, lemak tubuh dan paru-paru…Mungkin kalo mengendapnya sedikit-sedikit ga pa pa ya??… tapi kalo lama-lama jadi bukit gimana??!!! Nikotin itu bersifat meracuni jaringan saraf…Selain itu juga, nikotin bisa menyebabkan kerja jantung kita jadi lebih keras, dipaksa mompa darah cepat-cepat…Soalnya, darah membawa oksigen,, nah waktu merokok,, tubuh membutuhkan oksigen yang melebihi normal… sehingga jantung akan memompa darah yang membawa oksigen ke sel-sel tubuh dengan cepat.. Ini karena sel-sel tubuh terus menerus kekurangan oksigen….Ujung-ujungnya karena terlalu dipaksa nih kerja nya,, jantung jadi rusak deh…Trusss,,, kalo uda rusak mau diganti pake apa????
Efek nikotin pada system saraf pusat
Bagi sistem saraf pusat, nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya, perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari rokok lagi. Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Kadar nikotin dibatasi karena makin lama seseorang mengkonsumsi rokok maka sel-sel otak makin menikmati nikotin dalam ambang rangsang. Suatu saat kadar nikotin dalam darah menurun dan dibawah nilai ambang rangsang maka pengkonsumsi tembakau akan merasa tersiksa sehingga berusaha mencari tembakau kembali yang menyebabkan ketagihan terhadap nikotin. Efek paling berbahaya dari mengkonsumsi rokok dan ketergantungan nikotin adalah menyebabkan kanker dan sepertiga dari semua penyakit kanker itu yakni kanker paru-paru (Gondodiputro, 2007). Kebayang ga sichh temen-temen kalo tiap hari merokok,, itu berarti meracuni tubuh…. Waduh,, yang namanya racun itu kan bisa mematikan!!!…. Uda gitu nih ya,, menyebabkan kanker pula…ckckckck…
2.   TAR
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru – paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 – 35 mg/ batang (Gondodiputro, 2007). Tar merupakan bahan rokok yang mengandung bahan kimia beracun yang merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker (Basyir, 2006). Apabila satu–satunya sumber nikotin adalah tembakau maka sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok, dan bahan organik lainnya yang terbakar. Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar (Sitepoe, 2000).
3.    GAS KARBONMONKSIDA (CO)
Gas ini merupakan gas beracun yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen. SO,,, suplai oksigen ke seluruh organ tubuh terhambat (Sitepoe, 2000). Karbon Monoksida (CO) yang dihasilkan oleh asap rokok dapat menyebabkan pembuluh darah kram. Normalnya itu,, pembuluh darah bisa mengalami kontraksi dan relaksasi (elastis). Nah kalo tekanan darah naik, harusnya dinding pembuluh darah itu mengalami kontraksi (atau lebih mudah dimengerti dengan kata “melebar”). Jika pembuluh darah kram dapat menyebabkan dinding pembuluh darah dapat robek atau pecah (Suparto, 2000). Karena pembuluh darah ga melebar, padahal tekanan darahnya tinggi,, jadi kebayanginnya kayak balon yang ditiup terus menerus sampai akhirnya meledak…duarrrr….pecah deh….!!.
4.   TIMAH HITAM (PB)
Timah hitam merupakan partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang dihisap diperhitungkan mengandung 0,5 mikrogram timah hitam. Bila seorang menghisap 1 bungkus rokok per hari berarti menghasilkan 10 mikrogram, sedangkan batas bahaya kadar Pb dalam tubuh adalah 20 mikrogram/hari (Sitepoe, 2000).
5.   EUGENOL
Eugenol hanya dijumpai di dalam rokok kretek dan tidak dijumpai di dalam rokok putih. Eugenol dapat dijumpai baik di dalam rokok yang sedang dihisap, di dalam asap rokok yang dihisap, maupun di dalam rokok yang tidak dihisap/tidak dirokok. (Sitepoe, 2000). Nah LO!!
6.   NITROGEN OKSIDA
Nitrogen Oksida adalah unsur kimia yang dapat menganggu saluran pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan kulit tubuh.
Setelah kita mengetahui zat kimia yang berbahaya dalam rokok, selanjutnya yang gak kalah penting adalahDAMPAK NEGATIF dari rokok.
Merokok mempunyai dampak yang sangat besar di dalam kehidupan manusia. Dampak rokok akan terasa setelah 10–20 tahun pasca digunakan. Dampak asap rokok  bukan hanya untuk si perokok aktif (Active smoker), tetapi  juga bagi perokok pasif  (Pasive smoker). Orang yang tidak merokok atau perokok pasif, tetapi terpapar asap  rokok akan menghirup 2 kali lipat racun yang dihembuskan oleh perokok aktif  (Mustafa, 2005). Waduhh,, kasian kan?????
Menurut Sitepoe (2000) kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan berbagai penyakit, diantaranya: Kanker, asma, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, gangguan kehamilan, dan impotensi.
Selain kerugian kesehatan, yang juga harus dihitung adalah kerugian financial.  Semua penyakit dan efek dari asap rokok terhadap janin dan bayi tersebut harus ditanggung dengan uang yang tidak sedikit baik oleh si orang tua, keluarga maupun masyarakat sehingga jika dihitung secara keseluruhan jumlahnya sungguh luar biasa dan akan lebih baik jika digunakan untuk kepentingan yang lain.

Nicotine Replacement Therapy
Efek berbahaya rokok ditimbulkan oleh zat-zat selain nikotin yang terkandung dalam rokok. Sementara itu, efek ketergantungannya disebabkan oleh nikotin yang jumlahnya dalam rokok relatif kecil dan cukup aman. Oleh karena itu salah satu cara untuk menghentikan kebiasaan merokok adalah dengan memberikan nikotin dengan cara bukan melalui rokok, yaitu nicotine replacement therapy(NRT) (Gayatri dkk, 2012).
Nicotine replacement therapy adalah farmakoterapi yang paling banyak diteliti untuk menghentikan kebiasaan merokok. Penggunaan NRT bertujuan untuk menggantikan nikotin yang sebelumnya diperoleh dari rokok. Tiga mekanisme kerja utama NRT adalah mengurangi gejala putus nikotin, mengurangi efek penguatan nikotin dan memberikan efek yang sebelumnya didapatkan dari rokok. Penggunaan NRT efektif, dapat ditoleransi dengan baik dan efek sampingnya ringan (Gayatri dkk, 2012).
Nicotine replacement therapy terdiri dari enam bentuk sediaan, yaitu nikotin transdermal, permen karet (gum), tablet hisap (lozenge), tablet sublingual,inhaler dan obat semprot nasal (nasal spray).11 Semua bentuk memiliki efikasi yang hampir sama dengan tingkat kepatuhan pengguna paling tinggi pada bentuk transdermal, lebih rendah untuk permen karet dan sangat rendah untuk sediaan semprot hidung dan inhaler (Gayatri dkk, 2012).

Penggunaan Nicotine Replacement Therapy pada Keadaan Khusus
Nicotine replacement therapy relatif aman digunakan pada keadaan tertentu seperti pada remaja, kehamilan dan masa menyusui, perokok dengan penyakit kardiovaskular, perokok dengan diabetes mellitus dan perokok dengan gangguan fungsi hati (Gayatri dkk, 2012).
Nicotine replacement therapy dapat digunakan oleh remaja berusia 12-18 tahun dengan perhitungan dosis sama dengan orang dewasa. Penggunaannya harus dalam pengawasan dokter atau tenaga kesehatan lain. Nicotine replacement therapy dapat digunakan dengan aman pada ibu hamil dan menyusui, walaupun ibu hamil sebaiknya menghentikan kebiasaan merokok tanpa NRT. Penggunaan NRT pada ibu hamil harus mempertimbangkan manfaat bagi ibu dan risiko timbulnya efek samping pada bayi. Nikotin dari NRT dapat keluar ke air susu, walaupun jumlahnya sangat kecil. Pada dua keadaan ini sebaiknya digunakan bentuk sediaan NRT intermiten (Gayatri dkk, 2012).
Penggunaan NRT pada pasien penyakit jantung telah disetujui. Tidak seperti rokok, NRT bukan faktor risiko bermakna untuk kejadian kardiovaskular. Perokok dengan penyakit kardiovaskular disarankan menggunakan NRT kerja singkat. Nicotine replacement therapy juga aman digunakan pada perokok dengan diabetes mellitus, walaupun perlu pemeriksaan kadar glukosa darah lebih sering karena nikotin merangsang pelepasan katekolamin yang dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Penggunaan NRT pada perokok dengan penyakit hati juga perlu perhatian khusus atau bahkan hingga mengurangi dosis, karena nikotin dimetabolisme di hati (Gayatri dkk, 2012).
Farmakoterapi Kombinasi
Penggunaan farmakoterapi kombinasi untuk penghentian kebiasaan merokok dapat lebih efektif daripada terapi dengan modalitas tunggal, terutama jika mengkombinasikan farmakoterapi kerja panjang (misalnya nikotin transdermal atau bupropion) dengan NRT kerja pendek yang dapat digunakan ketika tiba-tiba sangat ingin merokok. Farmakoterapi yang biasa digunakan sebagai kombinasi adalah nikotin transdermal dan bupropion, yang dikombinasikan dengan NRT bentuk lain. Suatu studi menyimpulkan bahwa terapi kombinasi 2-3 kali lebih efektif dibandingkan dengan farmakoterapi tunggal. Farmakoterapi kombinasi diindikasikan pada beberapa keadaan berikut:
a. Gagal menghentikan kebiasaan merokok dengan satu jenis farmakoterapi
b. Pasien yang seringkali merasa tiba-tiba sangat ingin merokok
c. Derajat ketergantungan
d. Kegagalan usaha yang multipel
e. Perokok dengan gejala putus nikotin (Gayatri dkk, 2012)

PUSTAKA
Anonim, 2010, Perbandingan antara paru-paru perokok dan bukan perokok, dari ambil dari http://www.beritaunik.net/unik-aneh/perbandingan-antara-paru-paru-perokok-bukan-perokok.html diakses tanggal 26 Maret 2012.
Basyir, U.A., 2006, Mengapa Ragu Tinggalkan Rokok, Pustaka At-Tazkia, Bandung.
Centers for Disease Control and Prevention, 2011, Smoking & Tobacco Use, Quit Tips,http://www.cdc.gov/tobacco/quit_smoking/how_to_quit/quit_tips/, diakses pada 20 Maret 2012.
Gayatri, A., Dwi, S. A., Setiawati, A., 2012, Nicotine Replacement Therapy, Cermin Dunia Kedokteran, CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012.
Gondodiputro, S., 2007, Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.
Mustafa, A. R.,  2005, Waspadai Bahaya Merokok,http://www.combat/2005/Glogdrive.com Diakses tanggal 21 Maret 2012.
Sitepoe, M., 2000, Kekhususan Rokok Indonesia, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Suparto, 2000, Sehat Menjelang Usia Senja, Remaja Rosdakarya, Bandung.


No comments:

Post a Comment