Kafein, Stimulan yang beracun dan bermanfaat
Pendahuluan
Kafein merupakan alkaloid
xantin berwarna putih dan berasa pahit yang berfungsi sebagai stimulan
psikoaktif dan dapat mempercepat produksi urin pada manusia dan hewan. Pada
tanaman, kafein berfungsi sebagai pestisida alam yang dapat melindunginya dari
serangan serangga dan menyebabkan paralisis (kelumpuhan) terhadap serangga
tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, kafein pada tanaman paling banyak
terdapat pada kopi, teh dan coklat yang kita konsumsi setiap hari. Sehingga
kita tidak mengetahui resiko apa yang mungkin timbul akibat konsumsi kafein
yang berlebihan.
Mekanisme Aksi
Kafein mengurung reseptor
adenosin di otak. Adenosin ialah senyawa nukleotida yang berfungsi
mengurangi aktivitas sel saraf saat tertambat pada sel tersebut. Seperti
adenosin, molekul kafein juga tertambat pada reseptor yang sama, tetapi
akibatnya berbeda. Kafein tidak akan memperlambat aktivitas sel saraf/otak
sebaliknya menghalang adesonin untuk berfungsi. Dampaknya aktivitas otak
meningkat dan mengakibatkan hormon epinefrin dirembes. Hormon tersebut akan
menaikkan detak jantung, meninggikan tekanan darah, menambah penyaluran darah
ke otot-otot, mengurangi penyaluran darah ke kulit dan organ dalam, dan
mengeluarkan glukosa dari hati. Tambahan, kafein juga menaikkan permukaan neurotransmitter
dopamine di otak.
Kafein dapat dikeluarkan dari
otak dengan cepat, tidak seperti alkohol atau perangsang sistem saraf pusat
yang lain. Pengambilan kafein secara berkelanjutan akan menyebabkan badan
menjadi toleran dengan kehadiran kafein. Oleh itu, jika pengambilan kafein
diberhentikan (proses ini dinamakan “penarikan” atau “tarikan”), badan menjadi
terlalu sensitif terhadap adenosin menyebabkan tekanan darah turun secara
mendadak yang seterusnya mengakibatkan sakit kepala dan sebagainya.
Efek Farmakologis (Manfaat)
Kafein merupakan suatu
stimulant (memicu terbentuknya) sistem saraf pusat dan metabolit, yang keduanya
dikeluarkan dan secara medis dapat mengurangi rasa capek dan mengembalikan
mental saat lemah. Kafein untuk stimulat pada system saraf pusat terjadi pada
saat konsentrasi tinggi, sehingga meningkatkan kewaspadaan / kesiapan dan
kemampuan jelajah, kecepatan, fokus serta koordinasi terhadap tubuh yang baik.
Dalam tubuh, kafein dimetabolisme menjadi beberapa senyawa yang dapat dilihat
pada gambit dibawah ini:
Kafein dimetabolisme dalam hati
menjadi tiga metabolit primer, yaitu: paraxanthine (84%), theobromine (12%),
and theophylline (4%). Kafein diabsorbsi (diserap) oleh lambung dan usus halus
45 menit setelah pemberian. Fungsi ketiga metaboit tersebut didalam tubuh
adalah sebagai berikut:
1. Paraxanthine (84%): untuk meningkatkan
lipolisis (lisis terhadap lemak), dan meningkatkan gliserol dan asam lemak
bebas dalam plasma darah.
2. Theobromine (12%): memperlebar
pembuluh darah dan meningkatkan volume urin.
3. Theophylline (4%): relaksasi otot
halus pada bronkus, dan digunakan untuk mengobati penyakit asma.
Kebutuhan kafein yang tepat
untuk menghasilkan efek, bervariasi terhadap masing-masing orang tergantung
pada ukuran tubuh dan derajat toleransinya terhadap kafein. Mengkonsumsi kafein
tidak mengurangi keperluan untuk tidur, tetapi hanya untuk mengurangi rasa
capek.
Kafein
dapat dikeluarkan dari otak dengan cepat, tidak seperti alkohol atau perangsang
sistem saraf pusat yang lain. Pengambilan kafein secara berkelanjutan akan
menyebabkan badan menjadi toleran dengan kehadiran kafein. Oleh itu, jika
pengambilan kafein diberhentikan (proses ini dinamakan “penarikan” atau
“tarikan”), badan menjadi terlalu sensitif terhadap adenosin menyebabkan
tekanan darah turun secara mendadak yang seterusnya mengakibatkan sakit kepala
dan sebagainya.
Efek Negatif ( Racun)
Terlalu banyak kafein dapat
menyebabkan intoksikasi kafein. Gejala penyakit
inii ialah keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis),
dan masalah gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa terjadi
walaupun hanya 250 mg kafein yang diambil. Jika lebih 1 g kafeina diambil dalam
satu hari, gejala seperti kejangan otot (muscle twitching), kekusutan
pikiran dan perkataan,aritmia kardium (gangguan pada
denyutan jantung) dan bergejolaknyapsikomotor (psychomotor agitation) bisa
terjadi. Intoksikasi kafein juga bisa mengakibatkan kepanikan dan penyakit
kerisauan.
Pengambilan kafein secara
berkelanjutan akan menyebabkan badan menjadi toleran dengan kehadiran
kafein. Oleh itu, jika pengambilan kafein diberhentikan (proses ini
dinamakan “penarikan” atau “tarikan”), badan menjadi terlalu sensitif terhadap
adenosin menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak yang seterusnya
mengakibatkan sakit kepala dan sebagainya. jadi
sebagai penggemar kopi, kita hurus lebih hati-hati.
P
No comments:
Post a Comment