Stress dan Penanggulangannya


ANDA STRESS ?
Menurut Thurstone, Louis., dkk sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Faktor faktor biologis (somatis), psikis dan lingkungan masing-masing mempunyai interrelasi dan interaksi yang dinamis dan terus menerus, yang dalam keadaan normal atau sehat keduanya dalam keadaan seimbang. Jika ada gangguan dalam satu segi, maka akan mempengaruhi pada segi atau lingkungan yang lainnya dan sebaliknya.
Stres adalah kondisi yang diakibatkan karena kegagalan beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Banyak yang mengartikan ketika menghadapi banyak tekanan yang baik disadari maupun tidak, stres akan dialami. Stres juga merupakan respon fisiologis, psikologis, dan perilaku dari seseorang untuk mencari penyesuaian terhadap tekanan yang sifatnya internal maupun eksternal. Dalam terminologi medis, stres adalah “disruption” dari sistem homeostasis melewati rangsangan psikologis atau fisik. Stres memiliki tiga sisi. yaitu baik, buruk, dan akut
Tiga sisi stres meliputi :
1. Sisi baik
Kegembiraan , kreativitas, keberhasilan, prestasi, dan produkstivitas meningkat.
2. Sisi buruk
Kebosanan, frustasi, kesedihan, tekanan, kinerja buruk, produktivitas merosot, kegagalan, pusing-pusing, gangguan pencernaan, masuk angina, hubungan yang tidak harmonis, dan tidak bahagia.
3. Sisi akut
Stres akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah fighting disease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-sel antibodi banyak yang kalah. Penyakit yang ditimbulkan antara lain seperti seperti : usus buntu, serangan jantung, kanker, kerusakan saraf. Selain itu sisi akut yang lain seperti : kecemasan, depressi, sampai bunuh diri.
Kategori penyebab atau pemicu stres meliputi :
1. Job stress ialah stres yang disebabkan oleh faktor pekerjaan, antara lain seperti date line  yang  menipis, tumpukan pekerjaan yang menggunung, tugas yang bertubi – tubi, gaji atau nilai yang rendah atau tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan/ tugas, guru/dosen/bos yang semena – mena.
2. Bioechological stress, terdiri atas dua stres yaitu :
· Ecological stres, merupakan stres yang disebabkan oleh kondisi lingkungan. Belakangan ini mungkin banyak dari kita yang mengalami stres karena cuaca yang berubah – ubah tidak menentu, asap knalpot angkutan umum yang menderu tanpa ragu di jalan – jalan, panas terik akibat global warming, atau bahkan polusi suara dari peraduan antara bunyi deru motor atau bajaj dengan peluit petugas polisi jalan raya, tanpa kita sadari hal – hal ini juga dapat menyebabkan stres.
· Biological stres, ialah stres yang disebabkan oleh kondisi fisik tubuh kita. Bagi para wanita pre menstruation syndrome atau yang dikenal dengan PMS mungkin merupakan contoh yang paling baik dalam menggambarkan biological stres. Kondisi mood dan hormon yang naik turun pada periode ini terkadang membawa stres tersendiri. Contoh lainnya seperti proses penuaan yang secara alami kita alami seperti munculnya keriput, alergi, jerawat, asma, atau penyakit bawaan lainnya yang dapat mempengaruhi performa terbaik kita terkadang juga dapat menyebabkan stres bagi kita.
3. Psychosocial stress, ialah stres yang disebabkan oleh tekanan dari segi hubungan kita dengan kondisi sosial disekitar kita. Hal – hal yang dapat menimbulkan stres secara psikososial ialah perubahan dalam hidup, memasuki jenjang pendidikan baru (SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke kuliah), pernikahan, pindah rumah, punya pacar, putus dari pacar, perceraian, kantor baru, frustrasi karena kemacetan yang ditemui di setiap sudut Jakarta (yang juga dapat menyebabkan overload), diskriminasi karena perbedaan etnis atau karena kondisi ekonomi, atau birokrasi yang berbelit – belit seperti saat ditilang dan kita memutuskan untuk tidak “berdamai”, kesendirian dan kebosanan juga dapat menyebabkan stres.
4. Personality stress, stres ini disebabkan oleh permasalahan yang dialami dalam diri sendiri. Stres ini dapat muncul disebabkan oleh bagaimana kita memandang segala sesuatu yang ada di sekitar kita (persepsi kita tentang stres bebankah atau tantangan?), komponen – komponen dari persepsi itu sendiri ialah harga diri, penghormatan terhadap diri sendiri, kecintaan akan diri kita sendiri, serta kepercayaan pada diri kita sendiri. Semakin positif kita memandang diri dan segala tekanan yang ada disekitar kita semakin kecil kemungkinan kita mengalami stres jenis ini.
Gejala-gejala stres :
Gejala-gejala ini sering berkembang selama waktu tertentu hingga cukup sulit untuk dibedakan dari keadaan (tingkah laku) normal. Gejala stres kerja dapat di bagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis dan perilaku.
a. Gejala Psikologis, meliputi : kecemasan, ketegangan, bingung, marah, sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung diri, depresi, merasa terasing dan mengasingkan diri, kebosanan,,etidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual,kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreativitas, kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya iri.
b. Gejala Fisik, meliputi : meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin, gangguan gastrointestinal, misalnya gangguan lambung, mudah terluka, mudah lelah secara fisik , kematian, gangguan kardiovaskuler, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit,kepala pusing, migrain, Kanker ketegangan otot, probem tidur (sulit tidur, terlalu banyak tidur)
c. Gejala Perilaku, meliputi : menunda ataupun menghindari pekerjaan/tugas, penurunan prestasi dan produktivitas, meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase, meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan), kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan, meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi, seperti ngebut, berjudi, meningkatnya agresivitas, dan kriminalitas, penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman, dan kecenderungan bunuh diri.
Gejala stres dapat saja kita anggap remeh karena akibat atau kenampakan yang muncul hanya ketegangan, kelelahan yang sangat, maupun hilangnya gairah namun sebenarnya akibat yang nampak di permukaan tersebut menyimpan banyak dampak di dalamnya seperti rusaknya hubungan personal, menurunnya konsentrasi, menurunnya efektivitas dan kreativitas kinerja, memicu banyak penyakit, dan dapat menimbulkan depresi yang kemungkinan diakhiri dengan bunuh diri.
Penanganan gejala stres dapat dilakukan baik dengan non-farmakologi maupun farmakologi, yaitu sebagai berikut :
Ø Terapi tanpa obat (non-farmakologi) yaitu dengan konseling, melaksanakan manajemen stres, terapi kognitif, meditasi, terapi supotif, dan berolahraga.
Ø Terapi dengan obat (farmakologi) adalah dengan obat golongan benzodiazepin misalnya Diazepam.
DIAZEPAM
Indikasi : antiansietas
Kontraindikasi : hipersensitivitas benzodiasepin, myasthenia gravis, infant
Dosis : oral (2-10 mg 2-4 kali sehari); i.v. (2-10 mg, dapat diulang dal 3-4 jam jika diperlukan)
Mekanisme : berikatan dengan reseptor stereospesifik benzodiasepin pada saraf GABA postsinaptik di beberapa tempat CNS. Termasuk sistem limbik, bentuk retikular. Peningkatan efek penghambatan GABA pada saraf yang dapat dirangsang oleh peningkatan permeabilitas membran saraf terhadap ion klorida sehingga terjadi hiperpolarisasi dan stabil.
Efek samping : frekuensi tidak dapat ditentukan
§  Kardiovaskuler : hipotensi, vasodilatasi
§  CNS : agitasi, amnesia, ansietas, ataksia, gangguan ingatan, depresi, sakit kepala, , emosi tidak stabil, bingung, cemas, pusing, euforia, gagap, halusinasi, vertigo.
§  Dermatologi : ruam kulit
§  Gastrointestinal : konstipasi, perubahan saliva, mual, diare.
§  Genitourinary : retensi urin
§  Gangguan hati : jaundis
§  Local : phlebitis, nyeri dengan injeksi
§  Okuler : pandangan kabur, diplopia
§  Pernapasan : apnea, asma, penurunan kecepatan napas
Peringatan :
§  Diazepam dapat meningkatkan frekuensi grand mal.
§  Perhatian untuk orang tua atau pasien debilitated, pasien dengan penyakit hepatik (termasuk yang mengkonsumsi alkohol) atau gangguan ginjal.
§  Pemberian secara parenteral dapat menyebabkan hipotensi akut, lemah otot, apnea, dan tahanan jantung.
§  Perhatian untuk pasien depresi karena dapat terjadi resiko bunuh diri
Kelebihan : absorpsi Diazepam paling cepat dibandingkan golongan benzodiazepine yang lain.
Kekurangan : dapat menyebabkan ketergantungan
Edukasi untuk pasien : Pada penggunaan yang tepat tidak meningkatkan dosis dan frekuensi pemberian. Diazepam dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan/ atau psikis. Pada saat menggunakan diazepam, tidak sedang mengkonsumsi alcohol atau resep yang lain atau obat-obat tanpa resep (khususnya obat-obat antinyeri, sedative, antihistamin, atau hipnotik) tanpa konsultasi dokter.
Perhatian
Mengalami stres adalah hal yang wajar. Stress dapat berdampak baik, buruk, atau bahkan tidak berdampak sama sekali, tergantung dari pengelolaan tiap pribadi.
Waspadai
Stres yang berlebihan (selama 2 minggu atau lebih) akan menjadi depresi yang mengakibatkan menurunnya respon sistem kekebalan tubuh sehingga membuka kemungkinan besar terjadi infeksi oleh virus dan bakteri. Selain itu akan berdampak memicu penyakit jantung, kegemukan,common cold, kanker, gangguan gastrointestinal, asma, dan penyakit lain yang berhubungan dengan autoimmune yang jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kematian.
Acuan :
Azwar S, 2007, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya, 5, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.
Dipiro, J.T., Wells, Barbara G., Schwinghammer, terry L., Hamilton, and Cindy W., 1998,Pharmacotherapy Handbook, Edisi II, 769, Appleton & Lange, United States of America.

Lacy, Charles F., Armstrong, Lora L., Goldman, Morton P., dan Lance, Leonard L., 2006, Drug Infoemation Handbook : A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare Professionals, 14th Edition, Lexi-Comp, Ohlo.

No comments:

Post a Comment